Minggu, 27 November 2022

Pemimpin Merdeka Belajar


 


Dengan belajar tentang Pemimpin Merdeka Belajar menjadikan kepercayaan diri bagi guru untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dalam pemenuhan kebutuhan siswa atas gaya belajar, proses pembelajaran dengan beragam aktifitas yang sesuai kesepakatan akan terwujud
#PemimpinMerdekaBelajar
#RefleksiMerdekaBelajar

Rabu, 09 November 2022

Ruang Kolaborasi - Modul 3.3


Ini merupakan hasil diskusi kelompok kami yang terdiri dari Sdr Irfan, Titik, Inayatul, Sulistiyo pada sesi Ruang Kolaborasi - Modul 3.3 yaitu berupa program atau kegiatan sekolah yang secara sengaja dirancang untuk mendorong tumbuhnya kepemimpinan murid. Program yang kami bagikan adalah Program L2P. Apakah L2P itu? Bagaimanakah Program L2P itu? dan Mengapa memilih Program L2P? 
Jawabannya..... simak dibawah ini !

Selasa, 08 November 2022

Selasa, 25 Oktober 2022

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin


Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin


Ada tiga unsur penting dalam Pratap Triloka yaitu: 1) Ing ngarsa Sung tulada 2) Ing madya mangun karsa dan 3) Tut wuri handayani. Artinya kepala pendidikan harus memberikan contoh yang baik bagi orang-orang yang dipimpinnya. Keteladanan menjadi penting karena mempengaruhi tingkat kepercayaan orang yang dibawa kepadanya. Pemimpin pembelajaran harus dapat bekerja dengan orang-orang yang dipimpinnya untuk menjadi mitra dan orang tua di sekolah, dan tahu bagaimana membuat siswa membuat keputusan yang tepat untuk diri mereka sendiri. Selain itu, memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju dan berkembang. Ini adalah salah satu peran guru sebagai pelatih dan motivator untuk membantu siswa mencapai potensi penuh mereka.

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita anut saat mengambil keputusan. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita  sebagai makhluk Tuhan adalah bahwa semua perilaku dan tindakan kita, sekecil apa pun, akan diperhitungkan di akhirat. Hubungan sebagai seorang pendidik menjunjung tinggi kejujuran, integritas, hal ini dapat diajarkan melalui latihan dan keteladanan kepada anak didik kita. Selain itu, mengamalkan ajaran Tuhan  membawa kebaikan bagi kita dan orang lain sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal.

Seorang pendidik juga harus memiliki keterampilan pembinaan sekaligus memenuhi tanggung jawabnya sebagai pendidik. Kemampuan ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan kita. Apakah keputusan kita berdasarkan etika, visi dan misi sekolah yang mengutamakan pembelajaran, budaya positif dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam lembaga pendidikan, sehingga prinsip-prinsip dasarnya menjadi lebih jelas. Guru juga membutuhkan keterampilan mengajar untuk mengoptimalkan potensi dan kemampuan setiap siswa. Dengan pembinaan, guru dapat membantu siswa menghilangkan hambatan atau hambatan yang menghambat proses belajar siswa. Kami berharap guru sebagai pembina dapat memotivasi, mendorong dan membantu siswanya secara optimal menemukan dan menemukan potensi dirinya. 

Pelatihan adalah kemampuan yang sangat penting untuk menggali suatu masalah yang benar-benar ada pada diri kita sendiri dan pada masalah orang lain. Dengan bantuan langkah-langkah pelatihan TIRTA, kita dapat mengidentifikasi apa masalahnya sebenarnya dan menerapkan pemecahan masalah yang sistematis. Konsep kepemimpinan TIRTA sangat ideal bila dipadukan dengan sembilan tahap konsep pengambilan keputusan dan pengujian untuk mengevaluasi keputusan yang kita buat.

Membahas studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika semakin mengasah empati pendidik. Empati yang terlatih tahu bagaimana memetakan paradigma dilema etika sehingga pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran lebih cerdas. Tentu saja rasa empati dan pengelolaan diri dengan penuh kesadaran (Mindfulness) berperan besar dalam mengambil keputusan tersebut.

Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang pendidik harus mampu melihat permasalahan yang dihadapinya, baik itu masalah etika maupun persuasi moral. Nilai-nilai guru, baik nilai inovatif, kooperatif, mandiri maupun reflektif, guru dapat membuat siswa menyadari potensi dirinya dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah yang dihadapinya. 

Bahwa nilai-nilai pendidik  yang menjadi dasar pemikiran berkomitmen berorientasi pada prinsip "berbuat yang terbaik untuk orang, menjaga prinsip/nilai dan melakukan apa yang kita harapkan dari orang lain." untuk diri kita sendiri Pelatih kemudian dapat membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai berbagai aspek dan masalah yang timbul melalui tahap keputusan dan pengujian.

Pengambilan keputusan yang tepat pasti mempengaruhi terciptanya lingkungan yang positif, mendukung, aman dan nyaman. Ini adalah kondisi yang kami inginkan. Oleh karena itu, melakukan perubahan memerlukan pendekatan yang sistematis. Dalam hal ini, kami menggunakan pendekatan Appreciative Inquiry BAGJA untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Dalam  dilema etika, semua keputusan  kita  dapat dibenarkan secara moral. Namun, ketika membuat keputusan, ada baiknya memperhatikan prinsip-prinsipnya. Kita harus memikirkan hasil  keputusan kita  sesuai dengan prinsip berpikir objektif, kita juga harus memeriksa aturan di balik keputusan yang dibuat (berpikir berdasarkan aturan) dan menciptakan lingkungan yang positif, menguntungkan, aman dan nyaman sesuai prinsip. . pemikiran pemeliharaan.

Kebebasan untuk belajar adalah tujuan akhir dari belajar. Kebebasan belajar berarti siswa dapat mencapai fitrahnya (mengembangkan potensinya) tanpa tekanan dari pihak manapun. Siswa juga dapat mencapai kebahagiaannya sesuai dengan kemampuannya. Jadi keputusan yang kita buat tidak boleh merampas kebahagiaan atau potensi siswa.

Guru adalah pemimpin pembelajaran sebagai pejabat yang seperti petani yang menabur benih. Benih ini dapat tumbuh subur jika diberi nutrisi yang baik. Seperti halnya siswa, adalah tanggung jawab guru  untuk mengembangkan potensi siswa sebagai petani yang menanam benih untuk  hasil yang baik, sehingga setiap keputusan yang diambil guru mempengaruhi masa depan siswa.

Hasil pembelajaran modul ini, yang terkait dengan modul sebelumnya, adalah: 

  1. Pengambilan keputusan merupakan kompetensi atau keterampilan yang harus dimiliki guru dan harus dilandasi oleh falsafah Ki Hajar Dewantara sebagai pemimpin pendidikan. 

  2. Pengambilan keputusan harus didasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA, yang mengarah pada lingkungan (kesejahteraan) yang positif, kondusif, aman dan nyaman. 

  3. Dalam mengambil keputusan, guru harus memiliki kesadaran (perhatian) penuh untuk mengarahkan siswanya pada profil siswa Pancasila. 

  4. Ada banyak dilema etika dan persuasi moral dalam perjalanan ke profil siswa Pancasila, sehingga panduan sembilan langkah untuk pengambilan keputusan dan verifikasi diperlukan untuk memutuskan dan menyelesaikan masalah sehingga keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar. pelaksanaan pembelajaran mandiri.

Berdasarkan apa yang  saya pelajari di Modul 3.1, saya dapat membedakan antara masalah etika dan persuasi moral. Karena dilema etika adalah situasi di mana ada konflik antara dua kebenaran atau benar dan salah, sedangkan persuasi moral adalah situasi di mana ada konflik antara benar dan salah,  saya memahami benang merah di antara keduanya. Yang tidak disangka-sangka adalah ketika pertama kali mempelajari dilema etik, saya merasa terjebak memutuskan antara persuasi moral dan dilema etik, justru dilema etik itulah yang saya klasifikasikan sebagai persuasi moral, jadi saya merasa keputusan saya sudah dibuat sebelum mempelajari modul. Mereka cenderung kaku atau hanya berdasarkan aturan, jadi sulit bagi saya untuk menyimpang dari aturan. Dalam mempelajari dilema etika, saya merasa bahwa ada kalanya  aturan harus ditekuk untuk kebaikan yang lebih besar, ketika paradigma pengambilan keputusan sangat penting ketika membuat keputusan terkait dilema etika. Demikian pula 9 Langkah Pengambilan Keputusan dan Pengujian Keputusan merupakan langkah yang sangat tindak lanjut dan terarah yang sangat membantu dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang saya buat.

  1. Empat paradigma pengambilan keputusan yaitu

  • Individu lawan masyarakat (individual vs community)

  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

  • Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

  • Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan permasalahan, namun membawa penajaman bahwa situasi yang saya hadapi betul- betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.

  1.  tiga prinsip pengambilan keputusan yaitu:

  • Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

  • Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

  1. Konsep lain yang sangat penting adalah 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Saya merasa langkah ini sangat penting untuk memantapkan keputusan yang saya ambil, jika saya sudah melakukan 9 uji ini maka saya bisa memastikan keputusan saya efektif. Menurut saya, 9 langkah ini sangat detail dan terstruktur dan juga memudahkan dalam mengambil keputusan karena runut dan terpola dengan baik. Adapun sembilan langkah tersebut adalah

  • Langkah 1: Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

  • Langkah 2: Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini 

  • Langkah 3: Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

  • Langkah 4: Pengujian benar atau salah, yang terdiri atas:

1.Uji legal

menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral.

2. Uji Regulasi/Standar Profesional

Berhubungan dengan pelanggaran peraturan atau kode etik.

3. Uji Intuisi

Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. 

4. Uji Halaman  Depan Koran

Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan besar Anda sedang menghadapi bujukan moral atau benar lawan salah. 

5. Uji Panutan/Idola 

Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda. 

  • Langkah 5: Pengujian Paradigma Benar lawan Benar 

Mengidentifikasi paradigm sangat penting karena, ini bukan hanya an permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.

  • Langkah 6: Melakukan Prinsip Resolusi , yang terdiri dari 3 prinsip berpikir yaitu: 

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

  • Langkah 7: Investigasi Opsi Trilema 

Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.

  • Langkah 8: Buat Keputusan

  • Langkah 9, Tinjau lagi keputusan dan refleksikan

Sebelum mempelajari modul ini, saya  mengalami masalah yang berkaitan dengan dilema etika. Keputusan yang diambil saat ini seringkali didasarkan pada intuisi atau nilai-nilai saya sendiri, serta kepedulian terhadap orang lain. Jadi ketika saya mempelajari modul 3.1, saya merasa bahwa pemikiran yang cermat adalah  prinsip yang  umum digunakan dalam pengambilan keputusan, terutama ketika berhadapan dengan dilema etika. 

Ketika datang ke bujukan moral atau dilema moral, saya  berada dalam situasi ini, tetapi ketika itu terjadi, saya mencoba membuat keputusan dengan memikirkan dan menganalisis benar dan salah  dari situasi tersebut, dan membuat keputusan dengan meminta waktu sebentar. pendapat rekan kerja atau keluarga yang saya anggap lebih berpengalaman atau panutan saya sendiri. Walaupun langkah pengambilan keputusan saya tidak persis sama dengan konsep yang dipelajari di modul, namun tetap ada  kesamaan yaitu menganalisis unsur kebenaran versus kesalahan dan juga menguji panutan atau idola.

Setelah mempelajari modul 3.1 saya merasa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan terutama sebagai seorang pemimpin, saya lebih percaya diri karena saya dapat memastikan bahwa keputusan yang saya ambil benar atau efektif karena saya telah melalui proses tes pengambilan keputusan yang terdiri dari 9 langkah-langkah, walaupun saya juga perlu terus belajar dan berbagi dengan rekan-rekan yang berpengalaman, untuk memastikan bahwa keputusan saya benar atau keputusan saya tepat. Saya juga merasa mendapatkan informasi yang berharga, terutama sebagai individu untuk melihat masalah yang saya hadapi.

Menurut saya pengetahuan tentang pengambilan keputusan ini sangat penting bagi saya agar saya dapat mengambil keputusan yang tepat dan efektif serta tidak gegabah dalam mengambil keputusan baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin  sekolah. Sebelum belajar mengambil keputusan, saya merasa  banyak hal atau keputusan yang saya buat selama ini tidak berdasarkan pemikiran yang jelas dan terstruktur, sehingga setelah menerima materi dari modul 3.1, saya tahu bagaimana mengambil keputusan yang tepat, model keputusan dan perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral dan menggunakan 9 tahap pengambilan keputusan membuat saya lebih tegas dan percaya diri dalam mengambil keputusan yang tepat. Meskipun saya membutuhkan lebih banyak latihan dan belajar untuk mempraktikkan keterampilan pengambilan keputusan ini dan menerapkan pengetahuan yang telah saya pelajari, saya sangat bersyukur belajar bagaimana orang-orang hebat membuat keputusan yang tepat.

   


Sabtu, 15 Oktober 2022

Perkalian dan Pembagian Sederhana




Ayo anak-anakku sekalian.... hari ini kita bermain lompat katak. Setiap satu lompatan harus menyelesaikan tantangannya dulu, yaitu menjawab soal yang ada. Soalnya yaitu perkalian sedehana dan pembagian sederhana. Yang tercepat finish dengan tidak ada kesalahan , itulah juaranya... Ayo... mulai...
 

Senin, 03 Oktober 2022

Sabtu, 01 Oktober 2022

Selasa, 27 September 2022

TTS online MENGUBAH BENTUK ENERGI


TTS online Mengubah Bentuk Energi

Ayo berlatih Teka Teki Silang Soal Online materi "Mengubah Bentuk Energi" Kelas 4 Semester 1 di Tahun Pelajaran 2022/223 ini.

Untuk pagi ini mari mengerjakan latihan TTS Online materi "Mengubah Bentuk Energi" yang soalnya terdiri dari berbagai macam bentuk energi dan contoh atau penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kali ini pengerjaan TTS Online langsung di websitenya, pasti menyenangkan dan asyik.

Cara mengerjakan:
1. Klik salah satu kotak maka akan keluar soalnya, nanti akan muncul juga prediksi jawaban jumlah hurufnya dalam bentuk bintang.
2. Kemudian jawab di kotak yang disediakan.
3. Setelah itu klik OK.
4. Jika belum bisa / tidak dapat menjawab soal maka klik solve.
5. Lanjutkan menjawab soal lainnya dengan klik sembarang kotak lagi.
6. Begitu seterusnya.
7. Setelah semua kotak terisi, silahkan klik check puzzle.
8. Maka akan muncul congratulation.


Cara melaporkan nilai:
1. Tulisan di kotak TTS Online berwarna biru atau merah, itu artinya jawabanmu salah (silahkan dihitung).
2. Tulisan di kotak TTS Online berwarna hitam, itu artinya jawabanmu benar (silahkan dihitung).
3. Dengan kejujuran, silahkan laporkan nilainya kepada bapak ibu guru.


catatan:
1 soal nilainya 5
Total soal 20, jika benar semua maka nilainya adalah 20 x 5 = 💯

Misal nama Edi telah selesai mengerjakan TTS Online, maka langsung melaporkan hasil pekerjaan TTS tersebut ke bapak ibu/guru dengan cara menulis
Nama : Edi
Tulisan biru : 3
Tulisan merah : 2
Tulisan hitam : 15
maka nilainya adalah 15 x 5 = 75
TTS online Mengubah Bentuk Energi

TTS online Mengubah Bentuk Energi

Muhamad Irfan Sholeh, S.Pd.SD, M.Pd

This interactive crossword puzzle requires JavaScript and any recent web browser, including Windows Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome, or Apple Safari. If you have disabled web page scripting, please re-enable it and refresh the page. If this web page is saved on your computer, you may need to click the yellow Information Bar at the top or bottom of the page to allow the puzzle to load.

Kamis, 15 September 2022

Selasa, 13 September 2022

Rabu, 07 September 2022

Senin, 05 September 2022

Senin, 29 Agustus 2022

Kamis, 25 Agustus 2022

Selasa, 16 Agustus 2022

Sabtu, 13 Agustus 2022

Jumat, 12 Agustus 2022

Jumat, 05 Agustus 2022

Jumat, 22 Juli 2022

Senin, 18 Juli 2022

Sholat Dhuha di sekolah

Mulai minggu keempat di bulan Juli di tahun pelajaran baru ini, tahun pelajaran 2022/2023 SDN Sayung 1 mengadakan sholat Dhuha bagi seluruh siswa kelas 4, kelas 5, dan kelas 6 secara bergilir.

Hal ini selaras dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila khususnya dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tidak hanya itu saja, dalam pelaksanaan sholat Dhuha ini pun imamnya diambil dari siswa putra secara bergilir sesuai urutan absensi di kelasnya masing-masing. Hal ini pun juga selaras dengan profil pelajar pancasila mandiri.

Harapan ke depannya seluruh siswa kelak tidak canggung untuk menjadi seorang pemimpin di masyarakat, yang bisa mengayomi dan menentramkan jiwa yang dipimpinnya, serta maju bersama sama dalam wadah persatuan.

Adapun jadwal sholat Dhuha selengkapnya ada di bawah ini.




Kamis, 02 Juni 2022