Senin, 27 Maret 2017

PKn Bab 3 Menghargai Keputusan Bersama


Bab 3
Menghargai Keputusan Bersama

A.    Keputusan Bersama
1.    Pengertian Keputusan Bersama
Keputusan berarti segala bentuk perjanjian yang telah ditetapkan dan disetujui oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Keputusan juga berarti kesimpulan akhir dari suatu musyawarah. Keputusan bersama adalah segala sesuatu yang telah disepakati bersama untuk dilaksanakan dan dipatuhi bersama. Hasil keputusan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh pihak yang terkait. Apabila terjadi pelanggaran, maka dapat dikenakan sanksi.
Sebuah keputusan yang diambil harus didasarkan pada nilai-nilai tertentu. Ada beberapa nilai dasar yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan bersama, antara lain unsur kebersamaan, adanya persamaan derajat dan hak, penghargaan terhadap pendapat yang berbeda, pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggungjawab, serta mencari titik temu di antara perbedaan dengan bijaksana.
Terdapat beberapa manfaat pengambilan keputusan bersama berdasarkan asas kekeluargaan, antara lain mempererat tali persaudaraan, menciptakan kehidupan yang rukun dan damai, menumbuhkan sikap saling tolong-menolong, serta menciptakan sikap saling menghargai antar sesama.

2.    Cara Menentukan Keputusan Bersama a. Musyawarah untuk mufakat
a.    Musyawarah untuk mufakat
Musyawarah adalah bentuk pengambilan keputusan yang mengutamakan kebersamaan dan menyampaikan pendapat untuk mencapai mufakat. Mufakat diperlukan agar keputusan bersama mencerminkan semua usulan.
Ada beberapa prinsip-prinsip untuk memenuhi mufakat yang baik, antara lain:
1.    harus sesuai dengan moral keagamaan dan nilai-nilai keadilan
2.    mendahulukan kepentingan umum
3.    didasari tanggung jawab tanpa paksaan dan tekanan dari pihak lain
4.    pencapaian mufakat menjadi tanggung jawab seluruh peserta musyawarah
5.    membawa hasil yang dinikmati bersama

Musyawarah untuk mencapai mufakat harus berpangkal pada 3 kriteria sebagai berikut:
1.    hakikat musyawarah untuk mufakat adalah sumber paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
2.    hikmat kebijaksanaan tersebut dikemukakan dengan pikiran dan akal sehat serta mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa
3.    mufakat yang dicapai disertai itikad baik adalah keputusan yang jujur dan bertanggung jawab.

b.    Pemungutan suara atau voting
Pengambilan keputusan bersama dengan cara musyawarah terkadang tidak menghasilkan kesepakatan. Untuk mengatasi hal tersebut dapat ditempuh dengan pemungutan suara atau voting. Pelaksanaan voting dilakukan dengan tujuan mendapatkan keputusan bersama dan diadakan komitmen bahwa semua anggota menerima dan mendukung pendapat yang disepakati bersama.

B.    Mematuhi Keputusan Bersama
1.    Hasil Keputusan Bersama
Keputusan bersama dilaksanakan atas dasar asas kekeluargaan dan gotong royong. Asas kekeluargaan harus diutamakan, karena memandang tiap anggota kelompok merupakan keluarga yang harus mendapatkan perlakuan sama. Asas gotong royong dapat meringankan putusan yang dirasa sangat sulit. Dalam melaksanakan keputusan bersama, keadilan harus ditegakkan agar tidak ada anggota yang dirugikan.
Hasil keputusan bersama memberikan beberapa manfaat, antara lain semua anggota merasa memiliki kedudukan yang sama, terciptanya keadilan antara anggota, dan anggota melaksanakan keputusan bersama dilandasi rasa tanggung jawab.
Segala keputusan bersama mencerminkan pengamalan pancasila, yaitu sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. Dalam sila tersebut terkandung beberapa nilai yang harus kita amalkan. Nilai-nilai tersebut, antara lain:
a.    setiap warga negara indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama
b.    tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
c.    mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
d.    musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan

2.    Pelaksanaan Keputusan Bersama
a.    Keputusan bersama di lingkungan keluarga
Beberapa contoh keputusan bersama di lingkungan keluarga, antara lain:
1.    suatu keputusan bersama tentang menu makan
2.    keputusan bersama tentang pembagian tugas rumah
3.    keputusan bersama tentang kerja bakti bersama keluarga.
Ada dampak positif dengan membiasakan diri membuat keputusan bersama, antara lain saling menghargai pendapat, saling terbuka dalam berpendapat, masalah mudah untuk diselesaikan, melatih keberanian, kecerdasan, dan kreativitas, suasana kekeluargaan menjadi harmonis, serta lebih ikhlas untuk melaksanakan keputusan.

b.    Keputusan bersama di lingkungan sekolah
Beberapa contoh keputusan bersama di lingkungan sekolah, antara lain keputusan bersama mengenai jadwal pelajaran sekolah, keputusan bersama mengenai pakaian seragam sekolah, dan keputusan bersama mengenai jadwal kegiatan piket kelas

c.    Keputusan bersama di lingkungan masyarakat
Beberapa contoh keputusan bersama di lingkungan masyarakat, antara lain keputusan bersama tentang kegiatan ronda malam, keputusan bersama tentang kerja bakti lingkungan, dan keputusan bersama tentang besarnya iuran warga menjenguk warga yang sakit.


3.    Sikap Mendukung Pelaksanaan Keputusan Bersama
Pengambilan dan pelaksanaan keputusan bersama perlu didasari oleh sikap yang baik serta mencerminkan semangat kekeluargaan dan kebersamaan. Sikap-sikap tersebut diperlukan untuk mendukung pelaksanaan keputusan bersama. Berikut contoh sikap tersebut.
a.    Jujur, contohnya mengatakan segala sesuatu secara benar, tidak ditambahi, dan tidak dikurangi, berani mengakui kesalahan jika bersalah.
b.    Adil, artinya memberikan sesuatu sesuai dengan haknya, keputusan yang diambil tidak berat sebelah, dan tidak merugikan kepentingan umum.
c.    Toleransi, contohnya menghormati, memperhatikan perkataan, dan menghargai pendapat orang lain.
d.    Tanggung jawab, diwujudkan dalam hal menyelesaikan tugas tepat waktu dan tidak suka melempar kesalahan pada orang lain. E. Demokrasi, contohnya terbuka menerima segala kritik dan saran, menghargai adanya perbedaan pendapat, serta selalu mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan, gotong royong, dan kebersamaan


4.    Hambatan Pelaksanaan Keputusan Bersama
Hambatan dari dalam yaitu hambatan yang berasal dari peserta musyawarah itu sendiri.
Hambatan yang berasal dari dalam, antara lain:
a.    tidak tertampungnya keinginan atau pendapat peserta
b.    peserta musyawarah merasa ingin menang sendiri
c.    peserta musyawarah mementingkan kepentingan kelompok tanpa memperhatikan kepentingan bersama.
Hambatan dari luar yaitu hambatan yang berasal dari luar kelompok musyawarah. Hambatan yang berasal dari luar, antara lain:
a.    meniru dan mencontoh hasil keputusan kelompok lain tanpa izin
b.    menghasut dan mempengaruhi hasil keputusan yang telah diambil
c.    mempengaruhi pihak pihak lain dalam pengambilan keputusan.


video Menghargai Keputusan Bersama





0 komentar:

Posting Komentar